Kitab Qotrul Goes (Bagian 9)

permasalahan : ketika ada satu pertanyaan kepada engkau, berapa jumlah para Nabi ?maka jawabnya adalah, seratus ribu dua puluh empat Nabi, Imam Ahmad Al-dardiri mengatakan, yang utama adalah tidak membatasi tentang jumlah mereka dalam bilangan tertentu karena dimungkinkan dalam menyebutkan bilangan para Nabi akan memasukkan orang yang bukan Nabi, ataupun dimungkinkan tidak memasukkan orang yang termasuk bagian jumlah para Nabi jika jumlah tersebut ternyata lebih sedikit dari kenyataan, ada satu riwayat sesungguhnya Alloh Swt ditanya tentang jumlah para Nabi, Nabi menjawab jumlah Nabi adalah seratus ribu dua puluh empat dan satu riwayat adalah duasratus ribu dua puluh empat. Adapun hadist ahad /hadist yang tidak mutawatir tidak bisa memberikan faidah untuk memastikan dalam permasalahan jumlah para Nabi. Dan tidak ada pengakuan hukum dengan persangkaan dalam masalah I’tikod.
Permasalahan: ketika diucapkan kepadamu berapa jumlah Nabi yang menjadi Rosul ? maka jawabnya adalah, jumlah Nabi yang menjadi Rosul dalam satu riwayat adalah tigaratus tiga belas sebagaimana jumlah pasukan perang badar, dan menurut satu riwayat adalah tigaratus empat belas seperti jumlah pasukan Tholut yakni orang-orang yang sabar bersama Tholut untuk memerangi Jalut dan menurut satu riwayat lagi adalah tigaratus lima belas. Dan diriwayatkan bahwasannya Alloh Swt mengutus delapan ribu Nabi, empat ribu dari bani Israel dan empat ribu dari jenis bangsa lain, adapun perbedaan antara Nabi dan Rosul Saw adalah bahwasannya Rosul adalah orang yang diperintah menyampaikan hukum-hukum kepada umat, sedangkan Nabi adalah orang yang tidak diperintah menyampaikan hukum-hukum, melainkan diperintah untuk menyampaikan kepada umat bahwasannya dia adalah Nabi supaya dimuliakan oleh Umat. Permasalahan: ketika dikataka kepadamu, hafal nama-nama dan jumlah para Nabi dan Rosul adalah syarat iman kepada mereka atau bukan ? maka jawabnya adalah, hal itu bukan menurut kita bukan syarat iman kepada Nabi dan Rosul, maksudnya baik dari sisi sah dan sempurnanya karena firman Alloh dalam surat Ghofir artinya : Dan sungguh kami telah mengutus para utusan dalam arti dengan jumlah yang banyak sebelum engkau (Muhammad) wahai makhluk yang paling mulia, mereka diutus kepada umat masing-masing supaya mereka menyampaikan dari kami apa yang kami perintahkan. Sebagian Rosul adalah orang yang kami ceritakan kepadamu dalam Al-quran dan sebagian lagi orang yang tidak kami ceritakan kepadamu (Muhammad) dalam arti tidak ada berita mereka sama sekali dan juga kami tidak menyebutkan mereka kepada mu(Muhammad) tentang nama-nama mereka, meskipun ada pengetahuan kami yang sempurna juga kemampuan yang sempurna. Dan ketika sudah menjadi ketetapan bahwasannya tidak wajib bagi kita mengetahui jumlah bilangan mereka beserta jumlah sedikit dari para Rosul, adapun mengetahui jumlah para Nabi itu lebih utama karena banyaknya jumlah mereka, tetapi wajib iman terhadap adanya para Nabi secara terperinci dalam hal yang diketahui secara terperinci jumlah mereka ada duapuluh lima yakni orang-orang yang disebutkan didalam Al-qur’an mereka adalah Muhammad, Adam, Nuh, Idris, Hud, Sholih, Ilyasa’, Dzulkifli, Ilyas, Yunus, Ayub, Ibrohim, Ismail, Ishaq, Ya’qub, Yusuf, Luth, Dawud, Sulauiman, Syu’aib, Musa, Harun, Zakaria, Yahya dan Isa, adapaun makana dari mengimani jumlah yang dua puluh lima dengan cara terperinci adalah apabila dihadapkan salah satu dari mereka maka seorang mukallaf tidak akan ingkar terhadap kenabiannya dan risalahnya meskipun tidak hafal terhadap nama-nama mereka, kerena hafal nama tidak wajib, barang siapa ingkar terhadap kenabian salah satu dari jumlah yang dua puluh lima ataupun terhadap risalahnya maka sungguh kafir seorang mukallaf, tetapi seorang yang bodoh tidak dihukumi demikian kecuali jika dia ingkar setelah dia tahu, dan wajib iman secara global terhadap para Nabi yang selain masuk dalam jumlah dua puluh lima, dengan cara sang kukallaf membenarkan terhadap jumlah Nabi yang selain dua puluh lima, sekaligus kenabian mereka, serta risalah mereka, dan juga mukallaf membenarkan bahwa Alloh Swt mempunyai Roul-rosul dan para Nabi, barang siapa yang tidak iman dan tidak membenarkan maka tidak sah imannya, dan sang mukallaf dihukumi kafir. Adapun orang –orang yang diperdebatkan kenabiannya ada tiga orang yakni Dzul Qornain, ‘Uzair, Luqman Hakim, begitu juga Khidlir, satu pendapat mengatakan Khidlir Nabi dan Rosul, satu pendapat mengatakan hanya Nabi saja, dan ada juga yang mengatakan Wali dan pendapat ini masih tetap sampai sekarang, Khidlir diberikan syariat dan hakikat, dan setiap tahun Khidlir bertemu dengan Nabi Ilyas di Mekah, keduanya minum air zam-zam satu kali minuman sampai dengan tahun berikutnya, makanan keduanya adalah kurfus (sejenis sledri), Nabi Ilyas adalah orang yang diserahi daratan sementara Khidlir orang yang diserahi lautan, ini menurut pendapat syekh ‘Isa Albarowi, dan syekh Ahmad Al-baily da syekh Yusuf Al-Sanbulawaini.

No comments: