Kitab Qotrul Goes (Bagian 11)

Permasalahan : ketika ada pertanyaan kepada anda bagaimana cara beriman kepada takdir yang baik dan takdir yang buruk adalah dari Alloh Swt ? maka jawabnya adalah bahwasannya Alloh Swt menciptakan semua makhluk dan memerintahkannya untuk taat dan menjauhi segala keburukan. Alloh Swt menciptakan Lauhul mahfudz dari intan putih. Panjang dari Lauhul mahfudz adalah jarak antara langit dan bumi sementara lebar Lauhul mhfudz adalah jarak antara timur dan barat, sisi pinggir Lauhul mahfudz adalah intan dan yaqut, kedua sampul Lauhul mahfudz adalah yaqut merah dasar Lauhul mahfudz berada pada tempatnya para malaikat yang berada di awang-awang diatas langit.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwasannya pada permulaan Lauhul mahfudz adalah lafadz barang siapa iman kepada Alloh ‘azza wajalla dan membenarkan apa yang menjadi ancaman Alloh Swtdan mengikuti Rosul-Rosul- Nya maka akan masuk Surga Qolam (pena) terbuat dari Nur yang panjang dari Qolam itu adalah jarak antara langit dan bumi. Ibnu Abbas berpendapat bahwasaanya hal pertama yang diciptakan Alloh adalah Qolam kemudian Alloh memeintahkan kepadanya “ Tulilah olehmu” Qolam menjwab “Apa yang harus hamba tulis “, Alloh berkata “Tulislah apa yang ada dan apa yang akan ada sampai hari kiamat terdiri dari amal, ajal, rejeki dan kejelekan, kemudian Qolam menuliskan sendiri apa yang ada hingga hari kiamat diriwayatkan dari Imam Mujahid bahwa awal perkara yang dicipatakan Alloh Swt adalah Qolam kemudiaan Alloh berkata “Tulislah olehmu apa yang telah ditqdirkan” maka kemudian Qolam menulis apa yang akan ada sampai hari kiamat dan sesungguhnya apa yang terjadi pada manusia adalah satu perkara yang sudah diselesaikan catatannya oleh Qolam dan hal ini adalah sesuai dengan apa yang dimaksud oleh Mushonnif (pengarang) semoga Alloh Swt mengasihininya “ Dan Alloh Swt memerintahkan kepada Lauhul mahufdz dan Qolam untuk menuliskan amal-amalnya manusia “ Alloh Swt berfirman : Maksudnya adalah sesungguhnya segala sesuatu yang kami ciptakan entah itu perkara yang kecil ataupun yang besar dicipatakan dengan takdir dan ketentuan hukum dan ukuran yang dibatasi dan dibagian yang dibatasi pula dan kekuatan yang sempurna dan pengaturan yang rapi pada waktu yang ditentukan dan tempat yang dibatasi semua itu ditetapkan pada Lauhul mahfudz.Alloh berfirman Artinya : setiap sesuatu yang besar ataupun kecil telah tertulis Segala sesuatu yang terdiri dari hal besar dan kecil yang datang dari makhluk yakni amal-amal mereka dan ajal mereka tertulis didalam Lauhul mahfudz yang terjaga dari syetan terjaga dari penambahan dan pengurangan, diriwayatkan dari Nabi Saw bahwasannya Alloh Swt telah menuliskan takdir makhluk secara keseluruhan sebelum Alloh menciptakan langit dan bumi dengan jarak lima puluh ribi tahun dan berkata nabi Saw “Tidaklah iman seorang hamba hingga ia beriman terhadap empat perkara pertama bersaksi tidak ada tuhan selain Alloh ketiga beriman bahwa ku (Muhammad) Rosulullah dan mengutusku kepada makhluk, kedua beriman kepada hari berbangkit setelah kematian keempat beriman kepada takdir baik dan buruk “. Taat adalah apa yang akan mendatangkan pahala bila dikerjakan dengan ketentuan Alloh Swt dan takir –Nya sejak zaman azali juga sesuai dengan kehendak perintah dan ridlo, kecintaan dan penciptaan –Nya. Sebagian ulama berpendapat Qodlo adalah kehendak Alloh sejak zaman azali dan tergantung terhadap sesuatu. Takdir adalah perwujudan segala sesuatu dan sesuai dengan sifat ilmunya Alloh Swt, qodlo ibarat pondasi dan takdir ibarat sebuah bangunan, jika qodlo diibaratkan takaran atau timbangan maka takdir adalah barang yang ditakar atau ditimbang, bila qodlo diibaratkan seseuatu yang disediakan untuk dipakai maka takdir adalah orang yang memakai, bila qodlo diibaratkan rancangan gambar pada tukang ukir yang masih berada didalam hatinya maka takdir adalah perwujudan rancangan gambar tersebut. Maksiat adalah hal yang akan mengakibatkan siksa juga karena sebab qodlo takdir dan kehendak Alloh Swt sejak zaman azali dan juga atas penciptaan-Nya dan penghinaan-Nya tetapi maksiat tidak diperintahkan serta tidak diridloi Alloh Swt, juga maksiat dicintai oleh Alloh dan karena taufiq Alloh Swt, dan perlu diketahui bila makna perintah itu bukan makna menghendaki, karena kadang perintah itu muncul tetapi bukan karena adanya kehendak sebagaimana pembunuhan yang dilakukan oleh anak seoarang hakim terhadap orang lain dengan sengaja, maka semestinya seorang hakim akan menegakkan hukum dengan cara memerintahkan untuk dilaksanakannya qishos terhadap anaknya dengan membunuh si anak tersebut tetapi secara naluri orang tua tentu ia tidak berkeinginan unmtuk membunuh anaknya. Sedangkan makna ridlo adalah menerima sesuatu sekaligus memberikan pahala ataupun dengan tidak menyiksa karena sesuatu. Sedangkan mubah sesuatu yang bukan perintah Alloh Swt. Setiap perkara yang Alloh ketahui akan ada maka Alloh Swt pasti menghendaki adanya bik Alloh Swt memerintahkannya ataupun Alloh Swt tidak memerintahkannya, kemudian perlu diketahui bila orang kafirpun diperintahkan oleh Alloh untuk beramal seperti perintah untuk iman ini menurut pendapat ulama Syafi’inyyah berbeda menurut ulama Hanafiyyah yang berpendapat bahwa orang kafir tidak diperintahkan unuk beramal bahkan beriman dalilnya adalah firman Alloh Swt yang artinya “ Hai para manusia bertaqwalah kalian “ dalil ini menggunakan dasar tafsirnya ulama Hanafiyyah bahwa makna ayat ini adalah “Wahai orang-orang yang beriman taatlah kalian wahai orang-orang yang kafir imanlah kalian wahai orang-orang yang munafiq ikhlaslah kalian” karena manusia itu terbagi menjadi tiga bagian pertama mukmin yang ikhlas dalam imannya yakni orang yang mengakui dengan lisannya dn membenrkan dengan hatinya dan mengamalkan dengn rukun-rukunnya kedua kafir yang keras didalam kekufurannya yaitu orang yang tidak mau negakui dengan lisannya dan tidak mau beriman dengan hatinnya. Ketiga adalah munafiq yang berpura-pura dalam kemunafikannya yakni orang yang mengakui dengan lisannya tetapi hatinya tidak iman dan berpura-pura bersama orang mukmin. Semua makhluk diberi pahala karena taatnya dan disiksa karena maksiyatnya karena pahala sesuai janji Alloh Swt dan siksa adalah sesuai ancaman-Nya. Alloh berfirman Artinya :

No comments: