Kitab Qotrul Goes (Bagian 5)


Tanbih
    Ucapan pengarang kitab ini yang berupa Hamlatun, safarotun, hafadzotun, dan katabatun, adalah bentuk jamak dari lafal, hamilun,safirun,hafidzun, dan lafal katibun, mereka para malaikat adalah makhluk dalam arti adanya mereka karena diwujudkan oleh Alloh sebagaimana selain para malaikat, mereka para malaikat menyembah Alloh, maka mereka tidak mengucapkan seseuatu hingga mereka mengucapkanya sebagaimana layaknya sikap para hamba yang mempunyai tata karma, para malaikat tidak disifati dengan jenis laki-laki atau pun perempuan, maka barang siapa yang meyakini pada sifat keperempuanan para malaikat dan kebancian malaikat maka orang tersebut adalah kafir dengan kesepakatan ulama, dan barang siapa yang meyakini sifat kelelakian para malaikat maka orang itu adalah fasik, malaikat tidak mempunyai syahwat (keinginan) dan juga nafsu. Sementara nafsu itu terbagi menjadai beberapa tingkatan :
  1. Nafsu Amarah tempat dari nafsu amarah adalah dada, sementara bala tentara dari nafsu amarah adalah bakhil, rakus, hasud (drengki) bodoh, sombong, marah.
  2. Nafsu Lawwamah tempatnya adalah dihati, letak hati adalah ada pada bawah payu dara yang sebelah kiri dengan jarak kira-kira dua jari, bala tentara dari nafsu lawwamah adalah Al-laum (menyalahkan) bersenang-senang, makar, ‘ujub, menggunjing, mengharap pujian, dzolim, bohong, lalai.
  3. Nafsu Mulhimah ia berada pada ruh, sementara ruh berada pada sebelah kanan payu dara denga jarak kira-kira dua jari, bala tentara dari nafsu mulhimah adalah pemurah, qona’ah, bijaksana, rendah hati, taubat, sabar, dan tahan ujian.
  4. Nafsu Muthmainnah tempatnya adalah kebaikan, kebaikan berada pada payu dara sebelah kiri dengan jarak kira-kira dua jari sampai pada arah dada, bala tentaranya adalah pemurah, tawakkal, ibadah, syukur, ridlo, takut kepada Alloh.
  5. Nafsu Rodliah tempatnya adalah As-Sirru Al-Sirri, mungkin yang dinginkan dengan istilah ini adalah Al-Qolibu, dengan Alif setelah huruf Qof, Qolibu adalah semua jasad, sementara bala tentaranya adalah kemuliaan, zuhud, ikhlas, wira’i, riyadloh, dan menepati janji.
  6. Nafsu mardliah tempatnya adalah Al-khofi ia berada pada payu dara sebelah kanan dengan jarak kira-kira dua jari sampai arah tengah dada, bala tentaranya adalah akhlak mulia, dan meninggalkan sesuatu selain Alloh, lemah lembut pada makhluq, dan membawa makhluk pada kebaikan, dan pemaaf dari dosa makhluk, dan mencintai makhluk, dan condong kepada makhluk karena untuk mengeluarkan mereka dari kodzoliman watak mereka,  dan diri mereka, kepada cahaya kebenaran.
  7. Nafsu Kamilah tempatnya adalah Al-Akhfa ia ada ditengah dada dan bala tentaranya Adalah ilmu keyakinan, dan melihat keyakinan, dan hakikat keyakinan.
Para malaikat tidaklah mempunyai ayah dan ibu, para malaikat adalah  jasad yang berbangsa cahaya, dalam arti makhluk yang tercipta dari cahaya pada umumnya, namun terkadang malaikat itu tercipta dari tetesan air yang menetes dari malaikat Jibril yang selesai mandi di bengawan yang ada dibawah ‘Arsy, para malaikat itu mampu untuk berganti-ganti bentuk dengan bentuk yang berbeda-beda, mereka para malaikat tidak makan dan tidak pula minum, dan juga tidak tidur, adapun dalil bahwa malaikat tidak tidur adalah firman Alloh Swt 
artinya :” Mereka membaca tasbih siang dan malam dan mereka tidak lelah”
 karena tidur itu menjadikan seseorang lemas, yang merupa sifat yang muncul pada diri manusia, namun tidaklah hilang akal manusia, para malaikat tidak pernah bermaksiat kepada Alloh atas apa yang diperintahkan, dan menjalankan apa yang diperintahkan, berfirman Alloh :
artinya :” para malaikat takut pada Tuhannya yang ada diatas mereka,mereka menjalankan apa yang diperintahkan.”
Dalam arti para malaikat mengikuti taat dan aturan Alloh, dan berfirman Alloh :
artinya : “ Bahkan mereka Malaikat adalah hamba-hamba yang dimuliakan, yang tidak mendahului dengan ucapan,  dam mereka terhadap perintah Alloh mengerjakan “.
Dalam arti para malaikat adalah termasuk hamba Alloh diantara hamba-hambanya yang dimuliakan dengan dijaga dari kesalahan, dan mereka tidak mendahului atas izin Alloh dengan perkataan, dan perbuatan, para Malaikat terhadap perintah Alloh ketika Alloh memerinthakan kepada mereka, maka mereka akan melaksanakan , karena mereka para Malaikat berada pada puncak penghambaan kepada Alloh Swt, sehingga mereka semua berdada pada ketaatan, dalam ucapan ataupun perbuatan, dan hal itulah yang dinamakan puncak ketaadtan, sementara mencintai para Malaikat dalam hati adalah syarat sahnya iman, sementara membenci Malaikat adalah kekufuran, sebagaimana firman Alloh :
artinya :”Dan tiap-tiap mukallaf itu beriman kepada Alloh, Malaikat Alloh, Kitab-Kitab Alloh, dan Rosul-Rosul Alloh”.
Masalah : ketika ada sebuah pertanyaan kepada engkau bagaimana cara beriman kepada Kitab Alloh? Maka jawabanya adalah, bahwasanya Alloh telah menurunkan Kitab-Kitab Alloh kepada para Nabi-Nabi Alloh, dan kitab itu diturunkan kepada para Rosul dengan berbagai isyarat dan juga melalui lisan para Malaikat, dan Kitab-Kitab itu bukanlah makhluk dalam arti sesungguhnya Kitab-Kitab yang diturunkan adalah karangan Alloh, bukan karangan makhluk, yang bersifat qodim dari segi apa yang ditunjukkan oleh Kitab pada makna qodim, yang isi dari kitab tidak saling bertentangan, dalam arti adanya perbedaan didalam arti kalam, sedang yang dimaksud adanya pertentangan adalah jika sebagian dari kalam pada satu tempat menuntut untuk merusak pada sebagian yang ada pada tempat lain, berfirman Alloh :
artinya : “Tidakkah mereka merenungkan pada Al-Qur’an jikalau Al-Qura’an berasal dari selain Alloh maka niscaya mereka akan menemukan perbedaan yang banyak didalamnya”. Maksudnya adalah apakah manusia tidak berfikir terhadap Al-Qur’an  seandainya Al-Qur’an adalah perkataan manusia maka manusia akan menemukan didalam Al-Qur’an pertentangan didalam makna-mananya Al-Qur’an dan juga perbedaan didalam tata urutannya, sehingga keberadaan sebagian cerita Al-Quran tidak mencocoki pada kenyataan, seandanya Al-Qr’an itu berasal dari selain Alloh maka akan banyak sekali perbedaan meskipun hanya sedikit, tetapi Al-Quran itu dari Alloh maka tidak ada perbedaan didalamnya baik banyak ataupun sedikit, barang siapa yang ragu-ragu terhadap kitab-kitab Alloh yang diturunkan kepada Rosul dengan tidak mengimaninya meski hanya satu  hal dari apa yang terdapat dalam kitab berupa ayat ataupun kalimat maka sungguh kufur orang tersebut.

No comments: