Memaksakan Kehendak akan berujung pada kekecewaan dan penyesalan

Jangan Memaksakan Kehendak
Jangan Memaksakan Kehendak

"Yah, Dede bantuin ya perbaiki motornya ?" Pinta Si Anak kepada Ayahnya yang sedang asyik otak-atik bagian starternya. "Boleh.." jawab Si Ayah dengan nada datar.
Si Anak pun sibuk bantu Ayahnya. Selang beberapa jam kemudian perbaiki motornya selesai.
"dah selesai sekarang mah, terima kasih ya dede dah bantuin Ayah" kata Si Ayah sembari menatap sayang kepada Anaknya tersebut. Si Anak mengangguk dan membalas senyuman ayahnya.
Kemudian Si Ayah mencoba menghidupkan motornya. Dan "cekeeesssssss..... cekeessceesssscessss..." terdengar suara starter motornya. "Alhamdulillah, jalan lagi nih starternya" Si Ayah terlihat senang karena servisnya berjalan dengan baik. Si Anak pun ikut senang mendengar starter motor Ayahnya jalan lagi.
Esoknya motor yang dipakai Ayahnya berangkat kerja, kali ini Si Ayah tanpa harus susah payah menghidupkan motornya dengan menginjak cangkolannya karena starter motornya sudah bisa jalan.
Sepulang dari kerja,
Si Ayah di hampiri Anaknya sambil berkata "Yah, dede pengen kaya temen2 dede kalo berangkat sekolah bawa motor sendiri, motor dirumah kan jarang dipake, dipake Ibu jg kalo ke pasar ja". "nanti De kalo dede dah SMA. sekarang kan dede masih kelas 3 SMP" jawab si Ayah tak mengijinkan anaknya bawa motor sendiri, walaupun ada satu motor yang jarang dipake. sebab Si Ayah pikir Si Anak belum waktunya bawa motor sendiri. Hari berikutnya Si Anak memohon lagi supaya diijinin bawa motor. Si Ayah tetep keukeuh tak mengijinkan. Hampir setiap hari Si Anak minta diijinin bawa motor sendiri, sampai nangis-nangis Si Anak memintanya. Orang tua mana yang tak sayang anaknya, akhirnya Si Ayah luluhjuga meskipun dengan keadaan terpaksa. Esoknya, Si Anak bawa motor sendiri berangkat sekolahnya. Hari pertama, hari kedua lancar-lancar saja. Hari ketiga Si Anak tak seperti biasanya pulang lebih cepet dan pulangnya pun tanpa mengendarai motor yang dibawanya.
"kemana motornya De ?" tanya Si Ayah.
Anaknya hanya bisa menunduk sembari menahan tangis.
"kemana motornya De ?" tanya lagi Si Ayah.
"anu Yah, motornya ga bisa jalan" jawab Si Anak sambil menunduk penuh rasa takut.
"gak bisa gimana ?" tanya Si Ayah bingung sebab motor yang biasa dipake istrinya tersebut masih terbilang baru. "dede terjatuh, dan motornya gak tau kenapa tiba-tiba ga bisa dihidupkan. sekarang motornya ada di bengkel Mang Udin" jawab Si Anak dengan nada gemetar.
"hah... jatuh dimana ?" Si Ayah kaget.
"dijalanan deket bengkel Mang Udin Yah".
"kamu tidak apa-apa ?" si Ayah melihat-lihat tubuh anaknya, karena takut kenapa-kenapa.
"dede gak apa-apa Yah, karena yang pake temen dede. Alhamdulillah temen dede juga ga knpa-knpa, motornya jg baik-baik ja". Si Anak menjelaskan keadannya.
"Syukur Alhamdulillah kalo dede gak npa-npa mah".. Si Ayah merasa lega melihat anaknya selamat.
"ayo kita ke bengkel Mang Udin, kita liat keadaan motornya" ajak Si Ayah.
Setibanya di bengkel, Mang Udin menjelaskan penyebab motor yang dibawa Si Anak gak bisa hidup.
Setelah semuanya selesai, melihat kondisi motor dan memastikan keadaan temen anaknya yang memang kenyataannya tidak kenapa-kenapa. Si Ayah pulang sembari memboceng anaknya dan mengantarkan temen anaknya pulang ke rumahnya.
Di rumah, Ayahnya cuma tersenyum dan tak berkata apa-apa. Si Anak merasa bersalah, dan menunduk. "Yah, maafin dede ya !" Si Anak membuka pembicaraan. "Dede bakalan turutin kata ayah, dede terlalu memaksa untuk bawa motor sendiri, padahal Ayah sudah melarang tapi Dede masih tetep aja ngeyel", lanjut Si Anak. "ya Ayah maafin, yang penting kamu gak kenapa-napa. Jadikan pembelajaran aja dibalik peristiwa ini" Si Ayah menasihati anaknya. Si Anak menunduk malu dan merasa benar-benar bersalah telah melawan larangan Ayahnya.


Setiap Manusia yang hidup di alam fana ini pasti pernah memiliki keinginan.
Entah itu keinginan yang sifatnya duniawi maupun yang sifatnya ukhrowi.
Untuk Keinginan duniawinya, Manusia pasti akan mengharapkan sesuatu yang didapatkan sesuai dengan keinginannya. Hal itu kadang terjadi, kadang pula tidak terjadi. Jika keinginan duniawinya terwujud, ada dua kemungkinan yang menjadi faktor tercapainya keinginan tersebut. Pertama, Keinginan tersebut sesuai dengan Rencana-NYA, faktor yang pertama ini disertai dengan Ridho-NYA. Kedua, Keinginan tersebut diberikan oleh-NYA karena permintaan dari Manusia itu sendiri dengan memaksa supaya terwujud tanpa ada Keridhoan-NYA. Keinginan yang terwujud sesuai dengan Rencana-NYA pastinya akan mendapatkan keselamatan dan keberkahan. Sebaliknya Keinginan yang terwujud tanpa ada Keridhoan-NYA akan berujung pada kekecewaan dan penyesalan untuk dirinya sendiri.
Jangan pernah memaksakan kehendak/keinginan,
Jika Kau memaksa, bersiaplah untuk mendapatkan kekecewaan dan penyesalan.

No comments: