Hidup itu hanyalah persangkaan

Tidak menjamin banyak harta hidup bahagia
"treeenggggg", suara pesan mesenger facebook berbunyi di handphone Si Uwa.
"wa, sekarang ditunggu di rumah dinas SD di tegal", begitu pesan mesenger dari salah satu teman semasa Sekolah Menengah Atas Si Uwa.
"acara apa ?", balas Si Uwa. "kita kumpul, itung-itung reuni Alumni seangkatan kita", kurang lebih begitu balasan dari temannya.
Si Uwa berfikir sejenak dan bimbang karena kebetulan pada saat itu dia ada jadwal harus ke rumah temannya untuk mengurus kurikulum Madrasah, di jadwal yang lain teman Si Uwa ada yang ngajakin maen futsal. Si Uwa penggemar termasuk penggemar olahraga juga Badminton dan apalagi cabang olahraga sepak bola. Setelah berfikir dan bertanya kepada hatinya, akhirnya Si Uwa memutuskan untuk pergi menemui teman-teman semasa SMAnya.

Beberapa menit kemudian, si uwa telah sampai ditempat yang dituju dan sudah terlihat teman-temannya sudah berkumpul.
Setelah mengucapkan salam dan bersalaman ke teman-temannya, keluarlah dari dalam rumah seorang laki-laki memakai sarung, kaos daleman putih dan kopiah haji, si uwa tersentak melihat sosok laki-laki tersebut, dia mulai berjabat tangan dan berasa ada getaran yang beda dalam hati si uwa. kemudian si uwa bertanya-tanya tentang nama temannya yang pake kopiah haji tersebut.
Singkat cerita si uwa mengenalnya dan baru inget teman terakhir tersebut setelah teman yang lain memberi tahu namanya kemudian ikut berkumpul dan ngobrollah si uwa bersama teman-temannya itu.
Ditengah perjalanan obrolan itu, terucap dari salah satu teman si uwa. "Wa, teman-teman kita sudah punya mobil dan kelihatannya sudah pada sukes, kita kapan wa ?". Maklum diantara teman-teman si uwa, cuma dia dan temannya yang bertanya itu yang dari segi taraf kehidupan ekonominya masih dibilah ga banyak perubahan semenjak di sekolah.
"Hidup itu hanyalah persangkaan, Mungkin kita menganggap orang lain sudah mapan, kelihatan sudah sukses dan bahagia tapi belum tentu seperti itu. itu hanya persangkaan kita saja". balas si uwa dengan nada agak sedikit memberi pencerahan kepada temannya kemudian si uwa menceritakan sedikit pengalaman hidupnya dalam mencari pekerjaan dan sering berpindah-pindah tempat kerja hanya untuk mencari penghasilan yang bisa bikin hidup nyaman, banyak uang dsb.
"letak kebahagiaan seseorang itu adanya didalam hati, gak menjamin banyaknya harta, istrinya cantik, apa-apa bisa dia beli atau miliki, mungkin kelihatannya bahagia tapi bisa jadi dia lebih sengsara dibanding kita", teman si uwa yang pake kopiah haji menjelaska.
Setelah ngobrol panjang lebar menceritakan pengalaman masing-masih hidup teman-teman si uwa dan sedikit menceritakan masa-masa disekolah, akhirnya reuni malam itu bubar dan pergi ke rumahnya masing-masing dikarenakan besok masih hari kerja dengan kesibukannya masing-masing. Terkecuali dengan si uwa, si uwa malah masih betah dan pengen ngobrol dengan temannya yang pake kopiah haji yang katanya calon Ajengan (Insya Alloh pasti jadi Ajengan). Ngobrollah si Uwa dengan temannya yang calon Ajengan tersebut, tidak tanggung adzan shubuh baru selesai obrolan mereka berdua.

Hanya persangkaanmu saja, ketika melihat orang lain seperti orang yang bahagia.
Banyak harta, apa-apa yang mereka inginkan bisa mereka dapatkan,
kemanapun bisa pergi sesuka hati tanpa harus memikirkan ongkos atau memikirkan ini dan itu.
Tapi semua itu tidak menjamin mereka bahagia, tidak menjamin mereka nyaman dengan kehidupan serba ada. Bisa jadi mereka sengsara, dan bahkan bisa jadi hidup mereka seperti dipenjara dikarenakan ketakutan kehilangan harta mereka.
Bersyukurlah, jika kalian termasuk orang yang memiliki kenyamanan dan kebahagiaan dalam mengarungi kehidupan ini.
Tidak semua orang memiliki Kebahagiaan sejati, kebahagiaan yang tak pernah putus/dibatasi oleh waktu dan tempat.

No comments: