My Opinion


My Note

Teringat kata2 guru saya, beliau berkata "Semua perbedaan dibumi ini, berujung pada "liyata'arofu" yaitu agar terjalin tali silaturahmi. Ada yang miskin, kaya, bodoh, pintar dan berbagai macam perbedaan supaya saling mengenal. Dan bukan berarti DIA pilih kasih atau pandang bulu justru itu semua atas dasar Rahman Rahim-Nya."..

Namun kebanyakan dari kita tidak memahami akan hal itu, mereka banyak yang mengeluh dan merasa tidak adil atas kelemahan yang diberikan-Nya.. Apalagi ketika musibah datang bertubi-tubi seolah tak ada ujungnya. Mereka semakin kurang kepercayaan dan melemahkan keimanannya. Padahal tidak selamanya musibah tersebut diberikan kepada kita, karena sesuai dengan kodratnya Alam ini bahwa semua yang ada mengalami perubahan dan pergantian. seperti halnya siang dan malam, mereka datang silih berganti. Begitupun dengan musibah yang kita dapatkan, pasti akan mengalami perhentian dan pergantian dengan kebahagiaan. Tapi tidak semua orang sadar akan hal itu, mereka akan mengeluh kepada-Nya jika musibah datang, tidak demikian ketika kebahagiaan datang mereka lupa pada-Nya.
Yang jadi pertanyaan kenapa mereka bisa seperti itu ??
Hanya satu jawaban, kurangnya keimanan.
Dalam agama ada beberapa tingkatan Iman : Imannya orang-orang awam, yang biasa disebut dengan Iman taklid. Imannya orang-orang khusus, disebut juga dengan Iman Yaqin. Dan Imannya orang-orang khususil khusus, yaitu Iman Haqqul Yaqin.
Dalam tingkatan Iman Taklid, orang senantiasa percaya pada cerita orang lain yang dianggap lebih faham mengenai Agama. Mereka percaya begitu saja ketika orang yang dipercaya mengatakan bahwa Tuhan itu ada tanpa merasa ingin tahu. Seperti contoh : Ketika orang yang dipercaya berkata bahwa api itu panas. Si pendengar dengan cepatnya langsung percaya tanpa ada keinginan untuk mengetahui wujud dan sifatnya api dengan langsung. jika seseorang telah tahu pada wujud api namun dia belum merasakan sifat api tersebut berarti dia termasuk orang yang beriman pada tingkatan Iman Yaqin. Jika seseorang telah mengetahui pada wujud api, sifat api berarti orang itu telah beriman haqqul yaqin.
Termasuk kedalam tingkatan apakah kita selama ini ???
Anda sendiri yang bisa menjawab. Jika kita termasuk pada tingkatan yang pertama, mulailah dari sekarang untuk mengetahui dan merasakan pada sebenarnya iman. agar keimanan kita sempurna.

wallohu a'lam....
Benarnya dari-Nya, salahnya dari saya.
Wassalam.....

No comments: