'DIA' tak pernah ingkar dari janji-Nya



"Laidz syakartum la azidannakum, walainkafartum inna 'adzabi lasyadid" (Alqur'an)
Begitulah bunyi salah satu ayat yang menjelaskan mengenai balasan bagi orang yang mau bersyukur..
(maaf ayatnya kurang begitu hafal)
Kata syukur bukan hanya dengan mengucapkan kalimat 'alhamdulillah', tapi mencakup semuanya : Berbuat amal sholeh, memberi shodaqoh, dan lainnya.
Namun syukur yang sebenarnya (hakikatnya) adalah manakala hati kita selalu terhubung dengan-Nya dimanapun, kapanpun dan sedang apapun tanpa cacat sedikitpun.
Syukur ada beberapa tingkatan, syari'at, thariqat dan hakikat.

Tingkatan syari'at mengucapkan dengan lidah, thariqatnya dengan melakukan/mengerjakan amal kebaikan dan tingkatan hakikatnya adalah selalu terhubung dengan-Nya. Akan tetapi, seseorang tidak akan selalu terhubung manakala dia belum memahami dan mengenal pada-Nya.

Seperti yang telah terjadi pada diriku tadi,,,,
Aku membayar makanan yang dibeli oleh teman yang biasa nginap di kantor menemaniku..
tadi pagi dia membeli makanan dan kopi di warung depan kantor, dengan biasa makanan dikirim oleh si ibu pedagang siap saji (gelas dan piring). kita pun memakannya bersama, namun aku tidak tahu apa sudah dibayar atau belum.
Jam 11.00 dia pun pergi untuk mencari nafkah yang seperti biasa dia lakukan setiap hari..
"Wa, ni kopi belum saya bayar, ntar habis pulang dari sana aku bayar" ujarnya begitu sambil menghidupkan motor. dia selalu manggil aku 'Wa', entah singkatan dari apa tapi dia suka manggil ke orang lain pun demikian.

Siangnya, aku kembalikan piring dan gelas ke yang punya warung sambil aku tanya "Mbak, kopi dan gorengan ini dah dibayar apa belum ya ?"
"Ga tau ya mas, ntar mau tanya dulu ke mamah" jawab si anak punya warung sambil pergi menanyakan ke orang tuanya. wajar dia ga tau transaksi si pembeli..
"katanya belum Mas." jawabnya sembari menghampiriku.
"berapa Mbak semuanya ?" tanyaku..
"Empat ribu, Mas ?"
Tidak berfikir panjang, aku membayarnya..
Kebetulan aku masih ada uang sisa gaji yang telah aku bayarkan tuk biaya kuliah..


Tidak lama dari cerita tadi, datang partner kerja yang sudah biasa dia datang hanya sekedar tuk ngopi dan ngobrol meskipun dia jarang belanja.
ngobrol....ngobrol... sampai hampir 2 jam dia dikantor, dia pun pamit tuk pulang katanya sih dirumah ada yang kerja. mungkin dia sedang punya 'kahirasan' (*sunda) pikirku...
Sebelum dia pergi dia memberiku uang, ya meskipun uangnya tak seberapa tapi hikmah dibalik tersebut yang bernilai tinggi bahkan tak mungkin dapat manusia lakukan hanya 'DIA' yang berkuasa akan hal itu.
"ini fer, buat beli rokok !!!". dia memberikan uang 5rb...
Ketika mendapatkan pemberian, hatiku berkata "Alhamdulillah... mungkin ini yang namanya 'DIA TAK PERNAH INGKAR DARI JANJI-NYA'....
Dari kejadian tersebut, terlintas dalam fikiranku, bahwa memang 'DIA' tak pernah ingkar dan tak pernah berubah apa yang sudah jadi 'JANJI-NYA'....
"INNALLOHA LATUKHLIFUL MI'AD" ....


Sungguh dustanya seseorang yang berkata bahwa 'DIA' tidak adil dan selalu mengingkari janji-Nya...

No comments: